MANUSIA dan KEINDAHAN
Tugas
Ilmu Budaya dasar kali ini akan membahas tentang manusia dan keindahan. Seperti
diketahui manusia dan keindahan tidak dapat dipisahkan oleh apapun, manusia
selalu ingin adanya keindahan didalam dirinya. Entah melalui visual maupun di
dalam hatinya. Pembahasan kali ini ada tiga tema yaitu tentang keindahan,
renungan dan keserasian.
1.
Keindahan Menurut Para Ahli
Ada
beberapa pengertian atau definisi keindahan menurut para ahli. Diantarnya:
a.
Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa sedang bagi yang melihatnya
(Leo Tolstoy, pujangga Rusia).
b.
Keindahan adalah sesuatu yang
mendatangkan rasa senang (Humo, pujangga Inggris).
c.
Keindahan adalah sesuatu yang paling
banyak mendatangkan rasa senang (Hemsterhuis, pujangga Belanda).
d.
Keindahan adalah susunan yang teratur
dari bagian yang erat antara satu dengan lainnya (Baumgarten, pujangga Jerman)
e.
Keindahan adalah sesuatu yang memiliki
proporsi yang harmonis (Shaftesbury, pujangga Jerman).
f.
Keindahan adalah keserasian obyek
dengan tujuannya (Emmanuel Kant).
Keindahan atau keserasian diwujudkan dalam bentuk ukuran,
perpaduan, pertentangan atau keseimbangan. Ukuran segi panjang yang indah
adalah 3 berbanding 5, perpaduan kulit yang gelap dengan baju yang berwarna
lembut adalah serasi, pertentangan tinggi rendah atau keras lembutnya suara
musik adalah indah dan keseimbangan yang tercipta dari seorang yang bertubuh
tinggi mengenakan baju bergaris horisontal atau orang yang pendek mengenakan
baju bergaris vertikal adalah serasi.
Keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus,
cantik, atau elok. Indah sama dengan “beauty” (bahasa Inggris), “Beau” (bahasa
Perancis) atau “Bello” (bahasa Italia). Keindahan dapat diartikan secara
artistik, terbatas, dan luas.
Keindahan dalam arti artistik bersifat subyektif,
artinya keindahan tersebut merupakan hasil hubungan antara pikiran dengan benda
yang diamati. Keindahan artistik ditentukan oleh unsur dinamis berupa kesan
yang berubah akibat dunia yang selalu berubah-ubah. Unsur dinamis menyebabkan
keindahan artistik juga dinamis, artinya kendahan dinilai sesuai dengan tempat
dan jamannya. Dengan demikian, keindahan dalam arti artistik merupakan hasil
hubungan antara pikiran dengan benda yang diamati yang selalu berubah kesannya
sesuai tempat dan jamannya.
Keindahan dalam arti artistik disebut juga dengan
keindahan seni yang merupakan pengutaraan isi jiwa atau perasaan sang
penciptanya. Isi jiwa manusia dapat berbentuk rasa indah, rasa lucu (kosmis),
rasa sedih (tragis) rasa gaib (magic) dan sebagainya. Hasil karya seni
mencerminkan isi jiwa sang penciptanya dan mengungkapkan keindahan dalam arti
artistik (seni).
Keindahan dalam arti seni berbeda dengan keindahan
dalam arti terbatas yang bersifat obyektif dan dipengaruhi unsur statis. Unsur
statis merupakan ciri estetis yang melekat pada bentuk dan warna suatu benda
sehingga relatif tetap dari masa ke masa dan di semua tempat.
Dalam arti luas, keindahan adalah segala yang baik
seperti keindahan alam atau keindahan moral. Sikap yang halus, lembut, sopan
atau beradab merupakan keindahan moral. Keindahan juga diartikan sebagai segala
yang wajar, artinya lukisan wanita yang lebih cantik dari wajah aslinya
tidaklah indah, karena lukisan tersebut kurang wajar. Keindahan moral, seperti
sikap yang halus, lembut, sopan, atau beradab dapat ditunjukkan oleh anggota
badan, cara berbahasa serta perpaduan pikiran perasaan dan kemauan.
Sikap yang halus dapat ditunjukkan oleh anggota badan
seperti kaki, tangan, kepala, bahu, bibir, mulut, mata, atau muka. Kaki melipat
atau mengangkang menunjukan sifat tidak halus. Demikian pula dengan cara meraba
atau menjabat tangan, kepala yang menunduk atau mengangguk, bahu yang terbuka
atau mengangkat, bibir yang dimencongkan atau dimonyongkan, mulut yang mengatup
atau menganga, mata yang melirik atau terbelalak, muka yang berseri ditengah
musibah atau berkerut di saat orang sedang senang dan sebagainya menunjukan
sifat-sifat yang tidak halus, tidak sopan atau tidak beradab.
2.
Renungan
Renungan renungan berasal dari kata renung; artinya
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil merenung. Dalam
merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan,
teori metafisik dan teori psikologis.
a.
Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” (
seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama
bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya
seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto
Croce (1886-1952). Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah
pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi
adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan
gambaran angan-angan (images). Dengan
demikian pengungkapan itu berwujud
pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan
kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa
perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.
b.
Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik
merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato
yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi
keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori
peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan
adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang
lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan
mirip realita ilahi.
c.
Teori Psikologis
Ilmu Budaya Dasar Halaman 4 dari 5 Para ahli estetik dalam
abad modern menelaah teori-teori seni
dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa
proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu
merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori
lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757
-1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah
dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang.
Seni merupakan semacam permainan
menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya
kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification
theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
3.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi
dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar,
dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan
sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran dan seimbang. Cocok antara manusia dengan manusia
maupun manusia dengan lingkungannya.
Refrensi:
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-keindahan.
Asep Solihin_39410472_3id04
Asep Solihin_39410472_3id04
No comments:
Post a Comment