BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dunia semakin lama semakin
tercemar oleh limbah yang semakin lama membuat keadaan lingkungan seperti air,
udara dan tanah ikut tercemar. Meskipun alam dapat
memiliki kemamuan alami jika terjadi pencemaran dan dapat kembali seperti
semula, tetapi jika terus-menerus tercemar maka air, udara dan tanah dapat
kehilangan fungsinya dan rusak. Oksigen yang terkandung dalam udara tidak lagi
bersih, air menjadi keruh dan tanah tidak menjadi subur lagi.
Dampak dari pembuangan dari
hasil limbah yang tidak diolah sebelumnya atau hanya dibuang begitu saja
membuat masyarakat yang tinggal disekitar pembuangan limbah menjadi khawatir. Eksplorasi pertambangan emas dan tembaga tidak hanya memperburuk
kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup yang merugikan generasi masa
kini tetapi juga kerugian bagi generasi yang akan datang. Oleh karena itu,
pemerintah sebaiknya harus menanggapi dengan serius masalah pembuangan limbah
pertambangan ini.
Limbah-limbah pertambangan
jika dikelola dan diolah dengan baik akan mengurangi masalah pencemaran
lingkungan. Dengan menggunakan metode pengolahan limbah yang tepat, selain
terjadinya pencemaran lingkungan dapat dicegah, juga dapat diperoleh nilai
tambah yang tinggi, karena limbah-limbah tersebut di dalamnya masih terkandung
komponen-komponen berharga seperti Al, Cu, dan Fe yang masih memiliki nilai
ekonomi.
1.2
Perumusan Masalah
Penulisan pertambangan
lingkungan pada makalah ini terdapat masalah untuk
menyelesaikannya. Perumusan masalahnya adalah bagaimana mengetahui masalah
pencemaran limbah pertambangan emas dan bagaimana menanggulanginnya.
1.3
Pembatasan Masalah
Penulisan makalah pengetahuan lingkungan ini terdapat masalah-masalah
yang harus dibatasi agar tetap pada judul penulisan yaitu pertambangan.
Permbatasan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Objek yang dibahas adalah
pertambangan.
2. Kasus yang di bahas adalah
masalah pencemaran pertambangan emas terhadap lingkungan.
1.4 Tujuan Penulisan
Terdapat beberapa tujuan penulisan pada makalah ini. Tujuan penulisan
makalah pertambangan adalah berikut:
1. Mengetahui definisi pertambangan.
2. Mengetahui macam-macam pencemaran
pertambangan.
3. Mengetahui dampak-dampak
pencemaran pertambangan emas terhadap lingkungan.
4. Mengetahui solusi yang tepat
untuk menanggulangi masalah perncemaran pertambangan emas terhadap lingkungan.
BAB II
PERTAMBANGAN
2.1 Pengertian Pertambangan
Pertambangan
merupakan suatu aktivitas penggalian, pembongkaran serta pengangkutan suatu
endapan mineral yang terkandung dalam suatu area berdasarkan beberapa tahapan
kegiatan secara efektif dan ekonomis dengan menggunakan peralatan mekanis serta
beberapa peralatan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
Hakikatnya
pembangunan sector pertambangan dan energy mengupayakan suatu proses
pengembangan sumber daya mineral dan energi yang potensial untuk dimanfaatkan
secara hemat dan optimal bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Sumber
daya mineral merupakan suatu sumber daya yang bersifat tidak terbaharui (wasting asset or un renewable). Oleh
karena itu penerapammya diharapkan mampu menjaga keseimbangan serta keselamatan
kinerja dan kelestarian lingkuan hidup maupun masyarakat sekitar. Beberapa
faktor yang mempengaruhi usaha
pertambangan adalah sebagai berikut:
1. Perubahan
dalam sistem perpajakan.
2. Kebijakan
dalam lingkungan hidup.
3. Keadaan
ekonomi yang buruk.
4. Harga
endapan atau logam yang buruk.
5. Keadaan
politik yang tidak stabil.
2.2 Macam-macam Penambangan
Berdasarkan
penjelasan pertambangan di atas maka dalam mengelola sumber daya mineral
diperlukan penerapan suatu sistem penambangan yang tepat baik dari segi teknis
maupun dilihat dari segi ekonomis agar memperoleh hasil yang semaksimal atau
seoptimal mungkin. Secara umum metode penambangan terbagi menjadi tiga bagian.
Beberapa macam-macam penambangan adalah sebagai berikut:
1.
Metode
tambang terbuka
Metode
tambang terbuka merupakan suatu metode atau penerapan kegiatan penambangan yang
sekuruh kegiatan dan aktifitasnya dilakukan di atas atau relative dekat dengan
permukaan bumi serta seluruh ruang lingkup kegiatannya berhubungan langsung
dengan udara luar. Terdapat beberapa jenis penerapan metode penambangan ini
antara lai sebagi berikut:
a.
Open pit/open cast/open cut/open mine
Metode
ini biasanya diterapkan untuk menambang endapan-endapan bijih (ore). Secara
umum metode ini menggunakan siklus operasi penambangan yang konvensional, yaitu
: pemecahan batuan dengan pemboran dan peledakan, diikuti operasi penanganan
material penggalian, pemuatan dan pengangkutan. Perbedaan antara open pit
dengan open cut/open mine/open cast dicirikan oleh arah penggalian/arah penambangan.
Disebut open pit apabila penambangannya dilakukan dari permukaan yang relatif
mendatar menuju ke arah bawah dimana endapan bijih tersebut berada. Disebut
open cut/open atau cast/open mine apabila penggalian endapan bijih dilakukan
pada suatu lereng bukit. Jadi penerapan open pit atau open cut sangat
tergantung pada letak atau bentuk endapan bijih yang akan ditambang. Salah satu
contoh metode open pit/open cast adalah seperti yang diterapkan di PT. Freeport
Indonesia dan PT. Kelian Equatorial Mining.
b. Quarry
Perbedaan open pit dan open cast
juga dilihat dari pemindahan tanah penutupnya. Pada open pit tanah penutup
dikupas dan dipindahkan ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan di
bawahnya, sedangkan pada open cast tanah penutup tidak dibuang ke daerah
pembuangan, tetapi dibuang ke daerah bekas tambang yang berbat asan. Kuari
adalah suatu metode tambang terbuka yang ditetapkan untuk menambang
endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri. Berdasarkan letak
endapan yang digali atau arah penambangannya secara garis besar kuari dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Side hill type, diterapkan untuk
menambang batuan atau endapan mineral
industri yang letaknya di lereng bukit atau endapannya berbentuk bukit. Berdasarkan jalan masuk ke pemuka
penambangan dibedakan menjadi dua, yaitu
a. Jalan masuk berbentuk spiral
b. Jalan masuk langsung
2.
Pit type, diterapkan untuk menambang batuan atau endapan
mineral industr i yang terletak pada suatu daerah yang relatif datar. Jadi
tempat kerjanya (fron t) digali ke arah bawah sehingga membuat cekungan (pit). Berdasarkan jalan masuk ke pemuka
kerja, memiliki tiga kemungkinan jalan masuk, yaitu :
a. Jalan masuk spiral
b. Jalan masuk langsung
c. Jalan masuk zig-zag
c. Strip Mine
Yang
dimaksud dengan strip mine adalah sistem tambang terbuka yang diterapkan untuk
menambang endapan-endapan sedimenter yang letaknya kurang lebih mendatar,
misalnya tambang batubara, tambang-tambang garam, dan lain-lain.
d. Alluvial Mine
Adalah
tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan
alluvial,misalnya tambang bijih timah, pasir besi, dan lain-lain.
Beberapa
keuntungan penerapan metode tambang terbuka ini antara lain sebagai berikut:
1. Ongkos
penambangan per-ton atau per-BCM endapan mineral lebih murah karena tidak
membutuhkan penyanggaan, ventilasi dan penerangan.
2. Kondisi
kerjanya baik karena berhubungan langsung dengan udara luar dan sinar matahari.
3. Penggunaan
alat-alat mekanis dengan ukuran yang besar lebih leluasa sehingga dapat
mengejar produksi yang besar.
4. Pemakaian bahan peledak bisa lebih
efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik, karena :
a. Adanya bidang besar (free face) yang
lebih banyak
b. Gas-gas beracun yang ditimbulkan
oleh peledakan dapat dihembuskan angin dengan cepat
5. Perolehan
tambang lebih besar karena batas endapan dapat dilihat dengan jelas.
6. Relatif
lebih aman terhadap longsoran dan runtuhan.
7. Pengawasan dan pengamatan mutu bijih
(grade control) lebih mudah.
Dalam
metode tambang terbuka ini tidak hanya terdapat keuntungan dalm setiap
prosesnya tetapi juga terdapat kerugian di dalam metode ini. Berikut ini beberapa
kerugian dari metode penambangan terbuka:
1.
Efesiensi kerja dapat
menurun oleh faktor cuaca atau suhu yang tinggi.
2.
Kedalaman penggalian
terbatas karena semakin dalam penggalian maka akan semakin banyak volume tanah
penutup yang tergali.
3.
Timbul masalah dalam
penempatan pembuangan tanah penuntup yang cukup banyak.
4.
Tingkat pencemaran
lingkungan semakin tinggi.
5.
Para pekerja langsung
dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan yang lebat atau suhu yang tinggi
mengakibatkan efisiensi kerja menurun, sehingga hasil kerja juga menurun.
6.
Kedalaman penggalian terbatas,
karena semakin dalam penggalian akan semakin banyak tanah penutup (overburden)
yang harus digali.
7.
Timbul masalah dalam mencari
tempat pembuangan tanah yang jumlahnya cukup banyak.
8.
Alat-alat mekanis letaknya
menyebar.
9.
Pencemaran lingkungan hidup
relatif lebih besar.
Macam-macam
metode penambangan selain penambangan terbuka yaitu penambangan bawah tanah.
Berikut ini penjelasan tentang penambangan bawah tanah.
2.
Metode
penambangan bawah tanah
Metode
penambangan bawah tanah merupakan suatu aktifitas penambangan yang keseluruhan
aktifitasnya tidak berhubungan dengan alam terbuka atau udara bebas. Terdapat
beberapa metode penerapan aktifitas tambang bawah tanah yaitu sebagai berikut
ini:
a. Open
stope methods.
b. Supported
stope methods.
c. Caving
methods.
d. Coal
mining methods.
Adapun beberapa
pertimbangan ten\knis pemilihan metode tambang tanah yaitu sebagai berikut ini:
1.
Panjang, tebal dan
lebar cebakan.
2.
Kemiringan cebakan.
3.
Kedalaman endapan
mineral.
4.
Faktor waktu dan kadar
cebakan.
5.
Batas dengan bijih
lain.
Penjelasan
tentang keuntungan dan kerugian penerapan metode penambangan ini akan
dijelaskan sesuai dengan sistem atau metode penambangan yang diterapkan secara
bawah tanah.
3.
Metode
penambangan bawah air
Penambangan bawah laut
adalah proses pengambilan mineral yang relatif baru yang dilakukan di lantai samudra.
Situs penambangan samudra biasanya berada di sekitar kawasan nodul polimetalik
atau celah hidrotermal
aktif dan punah pada kedalaman 1.400 - 3.700 meter di bawah permukaan laut.
Celah tersebut menciptakan deposit sulfida,
yang berisikan logam mulia
seperti perak,
emas,
tembaga,
mangan,
kobalt,
dan seng.
Deposit tersebut ditambang menggunakan pompa hidraulik atau sistem ember yang
mengangkut bijih ke permukaan untuk diproses. Mengenai operasi penambangan,
penambangan bawah laut memunculkan pertanyaan mengenai kerusakan lingkungan
terhadap daerah sekitar.
Dari 3 kelompok besar metode penambang tersebut menurut
Hartman, 1987 dibagi-bagi menjadi metode-metode penambangan yang lebih spesifik
seperti pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1. Klasifikasi Metode Penambangan, (Hartman, 1987)
SISTEM
|
KELAS
|
METODE
|
BAHAN GALIAN
|
Konvensional
|
|||
Tambang
Terbuka
|
Mekanis
Aquaeous
|
Open pit
mining* Quarrying*
Opencast mining* Auger mining Hydraulicking* Dregding * |
Metal,
non-metal Non-metal
Batubara, non-metal Batubara, metal, non-metal Metal, non-metal Metal, non-metal |
Tambang Bawah Tanah
|
Swa-sangga
(Self-supported)
|
Room
& Pillar mining* Stope & Pillar mining*
Underground gloryhole Gophering Shrinkage stoping Sublevel stoping * |
Batubara,
non-metal Metal, non-metal
Metal, non-metal Metal, non-metal Metal, non-metal Metal, non-metal |
Berpenyangga
buatan (Supported)
|
Cut
& Fill stoping * Stull stoping
Square set stoping |
Metal
Metal
Metal |
|
Ambrukan
(Caving)
|
Longwall
mining * Sublevel caving
Block caving * |
Batubara,
non metal Metal
Metal |
|
Inkonvesional
|
|||
Novel
|
Penggalian
cepat Automasi, Robotik
Gasifikasi bawah tanah Retorting bawah tanah Tambang samudera Tambang nuklir |
Batuan
keras Semua
Batubara, batuan lunak Hidrokarbon Metal Non-batubara Metal, non-metal |
2.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Sistem Penambangan
Aturan utama dari eksploitasi tambang adalah memilih suatu
metoda penambangan yang paling sesuai dengan karakteristik unik (alam, geologi,
lingkungan dan sebagainya) dari endapan mineral yang ditambang di dalam batas
keamanan, teknologi dan ekonomi, untuk mencapai ongkos yang rendah dan
keuntungan yang maksimum (Morrison dan Russel, 1973 ; Boshkov dan Wright,
1973).
1. Karakteristik spasial dari endapan
2.
Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khusus)
3.
Bentuk (tabular, lentikular, massif, irregular)
4. Attitude (inklinasi dan dip)
5.
Kedalaman (niiai : rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan)
6. Kondisi geologi dan hidrogeologi
7. Mineralogi dan petrologi (sulfida vs
oksida)
8. Komposisi kimia (utama, mineral by
product)
9.
Struktur endapan (lipatan, patahan, diskontinu, intrusi)
10.
Bidang lemah (kekar, retakan, belahan dalam mineral, rekahan
dalam batubara)
11.
Keseragaman, alterasi, erosi
12.
Air tanah dan hidrologi
13. Sifat-sifat geoteknik (mekanika
tanah dan mekanika batuan) untuk bijih dan batuan sekelilingnya
14.
Sifat elastik (kekuatan, modulus elastik, koefisien Poisson,
dan lain-lain)
15.
Perilaku elastik atau visko elastik (flow, creep)
16.
Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
17.
Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
18.
Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas,
permeabilitas, lengas bawaan, lengas bebas)
19.
Konsiderasi ekonomi
Faktor-faktor ini akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran
kas, masa pengembalian dan keuntungan
1. Cadangan (tonase dan kadar)
2. Produksi
3. Umur tambang
4. Produktivitas
5. Perbandingan ongkos penambangan
untuk metode penambangan yang cocok
6. Faktor teknologi
7. Perolehan tambang
8. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan
dengan bijih)
9. Ke-fleksibilitas-an metode dengan
perubahan kondisi
10. Selektifitas metode untuk bijih dan
waste
11. Konsentrasi atau dispersi pekerjaan
12. Modal, pekerja dan intensitas
mekanisasi
13. Faktor lingkungan
14. Kontrol bawah tanah
15. Penurunan permukaan tanah
16. Kontrol atmosfir (ventilasi, kontrol
kualitas, kontrol panas dan kelembaban)
17. Kekuatan kerja (pelatihan,
recruitment, kesehatan dan keselamatan, kehidupan, kondisi permukiman)
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1 Contoh
Kasus
Suatu hasil penelitian yang dilakukan berada di Dusun Sangon, Kelurahan Kalirejo,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui kualitas lingkungan Dusun
Sangon tersebut akibat penggunaan merkuri (Hg) pada proses penambangan emas
rakyat di wilayah tersebut
Pengolahan
Bijih emas di Dusun Sangon dengan teknik amalgamasi umumnya di lakukan di
halaman rumah dan di pinggir sungai, yang berdekatan dengan lokasi tambang
dengan memakai gelondong (Mesin Tromol). Satu lokasi pengolahan bijih
menggunakan 1–6 gelondong dan setiap gelondong dapat mengolah 12-25 kg bijih
dalam sehari. Bijih dimasukkan ke dalam gelondong ditambahkan air dan merkuri
kemudian diputar selama 4-8 jam dengan menggunakan tenaga mesin generator
(mesin diesel). Setelah proses amalgamasi selesai, amalgam dipisahkan dari
tailingnya dengan cara diperas dengan kain parasut dan tailingnya dialirkan ke
tanah dan ke sungai sehingga terjadi kontaminasi terhadap lingkungan.
Penambangan emas rakyat yang menggunakan merkuri pada proses pengolahan emas
tentunya berpotensi mengakibatkan pencemaran lingkungan khususnya pencemaran
tanah, air permukaan (sungai) dan air bawah tanah.
Tujuan
dari pengambilan penelitian kali ini yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan
akibat penggunaan merkuri (Hg) pada lingkungan, meliputi lingkungan biofisik,
Dusun Sangon, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Untuk mengetahui
kadar merkuri pada lingkungan khususnya tanah, air permukaan (sungai) dan air
tanah di Dusun Sangon Kecamatan Kokapkabupaten Kulon Progo, DIY.
4.2 Analisis Pembahasan
Logam
merkuri atau air raksa, mempunyai nama kimia hydrargyrum yang berupa dan
berwarna perak cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada tabel periodika
unsur-unsur kimia menempati urutan ( NA ) 80 dan mempunyai bobot atom
(BA200.59), merkuri sudah dikenal oleh manusia semenjak manusia mengenal
peradaban. Logam ini dihasilkan dari bijih sinabar (HgS) yang mengandung unsur
merkuri antara 0,1% - 4%
Air
Raksa atau merkuri sangat beracun, karena
sifatnya yang sangat beracun, maka U.S. Food and Administration (FDA)
menentukan pembakuan atau Nilai Ambang Batas kadar merkuri yang ada dalam
jaringan tubuh badan air, yaitu sebesar 0,005 ppm. Nilai Ambang Batas yaitu
suatu keadaan dimana suatu larutan kimia, dalam hal ini Air raksa/merkuri
dianggap belum membahayakan bagi kesehatan manusia. Bila dalam air, kadar
merkuri sudah melampaui Nilai Ambang
Batas, maka air yang diperoleh
dari tempat tertentu dinyatakan berbahaya.
Merkuri
(air raksa, Hg) adalah suatu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan
tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa
organik dan anorganik. Umumnya kadar dalam tanah, air dan udara relatif rendah
berbagai aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini misalnya aktivitas
penambangan yang dapat menghasilkan merkuri sebanyak 10.000 ton /tahun. Pekerja
yang mengalami pemaparan terus menerus terhadap kadar 0,05 Hg mg /, udara menunjukkan
gejala non spesifik berupa neutratenia, sedangkan pada kadar 14 0,1 –
0,2 menyebabkan Tremor (Penyakit gemetar). Dosis fatal gram merkuri adalah 1
gram.
Efek Mercuri Terhadap Manusia
Semua
komponen merkuri baik dalam bentuk metil maupun bentuk alkil yang masuk ke
dalam tubuh manusia akan menyebabkan kerusakan permanen pada otak, hati dan
ginjal. Efek toksitas merkuri tergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan
masuknya ke dalam tubuh, dan lamanya berkembang. Contoh adalah bentuk merkuri
(HgCl2) lebih toksik dari pada bentuk merkuri (HgCl). Hal
ini desebabkan karena bentuk
divalent lebih mudah larut dari pada bentuk monovalen.
Dampak merkuri terhadap ekonomi
Dampak
Ekonomi yaitu Penurunan hasil panen karena berkurang produksi pertanian berarti
pendapatan menurun, ikan dan hasil sungai lainnya yang terkontaminasi tidak
dapat dipasarkan, sehingga mengurangi pendapatan dari sektor perikanan, Biaya
untuk program kesehatan dan pendidikan khusus akan meningkat.
Merkuri dalam Air Permukaan.
Konsentrasi
merkuri dapat disebabkan oleh partikel halus yang terbawa oleh limbah akibat
proses amalgamasi dan pelarutan dari sedimen sungai yang mengandung merkuri.
Dalam jangka waktu yang cukup lama, logam merkuri dapat teroksidasi dan terlarut dalam air
permukaan.
Saran Untuk Para penambang emas
Arahan Pengelolan Teknis
Pengelolaan teknis dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1.
Melakukan Proses Fitoremidiasi pada tanah yang tercemar merkuri dengan
tanaman yang dapat menyerap logam berat seperti tanaman jarak pagar, mengingat
tanaman jarak pagar juga mempunyai nilai ekonomis yang dapat memberikan
penghasilan tambahan kepada masyarakat setempat.
2.
Pembuatan bak/kolam penampungan limbah yang memadai sehingga limbah
tidak di buang ke sungai secara terus menerus atau meresap ke tanah.
3.
Memberikan penyuluhan tata cara penambangan dan pengolahan emas yang
baik dan benar,sehingga limbah hasil olahan tidak mencemari lingkungan.
4.
Material buangan (tailing) dibuang ke daerah-daerah tertentu dan
akan dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
5.
Pembakaran amalgam dengan sistem retort yaitu untuk
menangkap uap merkuri dan mendaur ulang ketika pembakaran amalgam berlangsung.
Pendekatan Sosial Ekonomi
Pendekatan
Sosial Ekonomi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
1.
Pembatasan jumlah agent/sole penjual peralatan penambangan dengan
cara pemberian ijin secara selektif dan terbatas bagi pedagang yang bergerak di
bidang penyediaan peralatan penambangan berserta suku cadang (spareparts).
2.
Memberikan batasan secara tegas kepada para penambang tentang daerah/lokasi
yang diperbolehkan untuk ditambang, atau tempat pengolahan Bijih emas,Sehingga
bisa meminimalisir Pencemaran lingkungan pada daerah setempat.
3.
Pemberian penyuluhan kepada para penambang tentang pemilihan usaha menetap
di bidang pertanian, perkebunan, dan lain-lain.
4.
Menaikkan dasar tukar petani, melalui upaya kebijakan menyesuaikan kembali
harga dasar komoditi pertanian seperti kelapa, pisang, ketela dan gula jawa.
5.
Memberikan penyuluhan kepada para penambang tentang pentingnya penanganan
limbah terutama limbah bahan kimia dan menganjurkan agar limbah tersebut tidak
dibuang ke sungai.
6.
Menghimbau agar disetiap Puskesmas dan toko/kios selalu tersedia
obatobatan gangguan pencernaan/diare.
Pendekatan Institusi
Perlu
kerjasama antar instansi terkait di antaranya Pemda Dati I dan Dinas Pertambangan
Dati I DIY, Aparat Penegak Hukum, Instansi Pembina Teritorial 63
(Korem dan Kodim), Lembaga
Legislatif di daerah, dan Pemda Dati II Kulon Progo, Kepala Desa Kali Rejo
serta Dinas Pertambangan Kabupaten Kulon Progo, secara bersama mengadakan forum
komunikasi guna menemukan/memformulasikan produk hukum atau peraturan daerah
yang mengatur masalah penanganan Penambangan Emas Rakyat dan tata niaga
peralatan penambangan dalam rangka penertiban, pengaturan dan pengawasan kegiatan
Penambangan Emas Rakyat.
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan
perundang-undangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Undang-Undang
1.
Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2.
Undang-Undang Republik Indonesia No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air.
3.
Undang-Undang Republik indonesia No 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral Dan Batubara.
Peraturan Pemerintah
1.
Peraturan Pemerintah No 18. tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).
2.
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
3.
Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.
4.
Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Penambangan
Mineral dan Batubara.
5.
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Air Bersih.
Keputusan Presiden
1.
Keputusan Presiden Republik Indonesia No 10 Tahun 2000 tentang Pengendalian
Dampak Lingkungan.
Keputusan Menteri1.
1.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/IX/1990 tentang Baku
Mutu Air Bersih.
2.
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No 22 Tahun 2008 tentang Pedoman
Teknis Pencegahan Pencemaran Dan/Atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat
Pertambangan Emas Rakyat.
Peraturan Daerah
1.
Peraturan Gubernur DIY Nomor 20 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Bersih.
2.
Peraturan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo No 12 tahun 2008 tentang Pengawasan
dan Pemeriksaan Kualitas Air.
DAFTAR PUSTAKA
Skripsi
Agus Suryono dengan Judil “Dampak Penggunaan Hg pada Penambangan Emas Rakyat
Terhadap Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Program Studi
Teknik Lingkungan.
No comments:
Post a Comment